Seraya memasungkan diri dalam hingar bingar sedih,
jiwa ini hanya pasrah terhadap kata nanti.
leher yang terjerat oleh rantai rantai sepi
kaki yang terikat oleh tali tali sunyi
Jemari puntak mampu lagi menggengam dan bercerita tentang embun yang menguap pergi
Seperti cahaya matahari yang menembus celah celah bumi
raga ini tak terbendung untuk berkelana
Mata pun tak kuasa melihat indah - Nya
bergelut dengan ilalang pagi
menembus kabut dan menulis macam macam diksi
serta tentang seduh harum bijih aroma kopi
Semua bukan tentang bagaimana berdiri tegap di antara bentangan awan putih
atau menjadikan kita sejajar dengan garis jingga mentari
Semua hanya tentang sebatas menikmati
lengkung cakrawala yang terekam oleh lensa mata
dan lukisan indah karya Sang pengasuh Semesta
Aku.
hanya sebatas manusia yang hanya mampu bercerita
Aku.
Hanya sebongkah jiwa yang sedang merindukan kelana
Aku.
entah lah......