Jumat, 30 Juni 2017

Filosofi Mechanical Engineer

Dalam bahasa indonesia, mechanical engineer sering di sebut orang dengan Teknik mesin, dan ini menjadi sebuah pertanyaan, kalaupun di balik dari bahasa indonesia ke bahasa inggris, mengapa tidak menjadi Machine engineering, atau Engine engineering ? dan ironinya, banyak para sarjana sarjana mechanical engineering tidak mengetahui ini, dan saya rasa ini adalah sebuah salah kaprah yang besar.
mari kita coba bersama untuk meluruskan, Mechanical engineering dalam pandangan saya adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari rekayasa mekanisme. Dalam disiplin ilmu ini kita di tuntut mampu merekayasa mekanismenya bukan cara pembuatanya sehingga mendapatkan efisiensi tinggi, menurunkan downtime, bagaimana runtime meningkat dan bagaimana mempercepat proses loading unloading dalam sebuah industri, kita juga harus dapat merekayasa mekanisme sebuah proses manufaktur agar dapat menghasilkan produk sesuai dengan drawing dan tidak melebihi toleransi yang di ijinkan, merekayasa sebuah sistem suplay, agar bagaimana kapasitas yang di hasilkan meningkat.
itu semua tentang sebuah mekanisme, bukan hanya sebuah mesin saja, jika kita memang berbicara tentang mesin, mungkin yang kita pelajari hanya berkutat pada Internal Combustion engine, teknik pemesinan, dan Cad cam, namun jika kita seorang yang merekayasa mekanisme, maka kita akan mempelaji banyak, seperti Thermodinamika, heat transfer, mekanika fluida, teknik pembentukan, pompa, kompresor,dan tentunya dalam mata kuliah pompa dan kompresor kita hanya mempelajari mekanismenya saja, bukan cara pembuatannya

semoga tulisan ini sedikit mencerahkan para sarjana sarjana "Teknik Mesin" agar lebih memahami filosofi sebenarnya tentang mechanical engineering

-Dicky A.Q , 1 juli 2017-

Kadar Rejeki dalam asumsi capability Mesin

Dalam dunia industri manufaktur tentu bukanlah sebuah bahasa asing tentang SPC atau yang sering di sebut Statistical Process Control, dalam SPC terdapat UCL atau Upper Control Limit, dan LCL atau Lower Control limit. Rejeki kita pun saya asumsikan terdapat batas batas tertentu, dan tentunya batas batas itu hanya Tuhan yang tau. Dalam asumsi saya, kalau pun kita bekerja sangat keras, tentu harta kita akan mencapai titik UCL, selama kita bekerja dengan cara yang halal, pun demikian ketika kita menjadi seseorang yang miskin, kita berada di batas bawah, atau LCL. Tuhan tidak akan memberi ujian melebihi batas makhluknya, dan titik LCL adalah batas dari Tuhan dalam memberikan ujian kehidupan. Bagaimana jika Over atau minus ? Over adalah sesuatu yang berlebih, dalam SPC, over UCL akan di anggap sebagai barang NG, atau No Good, pun demikian dengan kita, jika kita termakan oleh keserakahan, maka kita akan menghalalkan segala cara untuk menembus batas UCL dari Tuhan, dan selanjutnya kita akan menjadi Manusia NG, jika Minus LCL kita akan di uji dengan kemiskinan, dalam ujian ini Tuhan ingin bagaimana cara kita untuk kembali On specs, dan tidak ada cara instan untuk on specs, tetapi manusia manusi yang buta hati karena kemiskinan mencoba kembali ke daerah atas dengan berjudi misalnya, dan ini akan menambah dalam minus LCL yang telah di tetapkan oleh Tuhan semakin terperosok ke bawah , dan manusia ini pun juga termasuk Golongan NG, dimana benda benda NG akan di scrap, dan manusia NG akan di scrap dalam neraka. Bagaimana dengan seseorang yang berada di tengah tengah antara UCL dan LCL ? mereka adalah manusia manusi Terbaik, dimana jika kita berada pada batas atas, kita akan sibuk mengurusi Uang, dan jika kita berada di batas bawah, kita sibuk dengan mencari uang, manusia yang berada di batas tengah adalah manusia bebas, tak repot bekerja keras demi mengembalikan ke batas normal, atau terlalu bingung untuk menjadianusia UCL
dan semoga kita bukanlah bagian dari orang orang yang menembus batas

Sabtu, 24 Juni 2017

Kemenangan Semu

Palu sidang isbath terketuk keras
1syawal telah pasti esok
takbir menggema
terkadang ada juga yang memainkan dangdut

Banyak orang menyangka ini adalah sebuah kemenangan
menang melawan nafsu selama ramadhan
menang melawan lapar
menang melawan dahaga

tapi kemenagan itu hanya sebuah semu
kita belum menang secara sosial
kita belum menang secara budaya
dan kita belum menang secara hakikat

Kita bisa menyebut sebuah kemenangan jika setelah hari raya Tetangga kita tidak ada yang kelapar sampai ramadhan berikutnya
kita bisa menyebut kemenangan jika para non muslim melaksanakan ibadah dengan damai sampai idhul fitri selanjutnya
dan kita bisa menyebut kemenangan itu secara lantang jika sudah tak ada lagi yang memperdebatkan tentang Bid'ah dan Sunnah

Selamat Hari raya Idhul fitri 1438 H
semoga sebuah kemenangan ini bukanlah kemenangan semu

Jumat, 09 Juni 2017

Sarjana 180°

4 Tahun memahami materi materi kuliah
beriming iming mendapat kerja enak
Buku buku tebal selalu siap di hafal
hanya untuk secarik kertas Ijasah

Lulus kuliah siap melamar kerja
menjadi seorang yang sok idealisme merubah bangsa dengan selembar ijasah
Yang lulusan pendidikan ingin menjadi guru dengan gaji, tunjangan, dan sertifikasi yang wah
yang lulusan Ekonomi ingin menjadi seorang akuntan di bank ternama
yang lulusan IT, ingin menjadi progamer sebuah perusahaan start up dengan gaji tinggi
dan seorang sarjana sastra ingin menjadi penulis best seller.
dan masih banyak lagi lulusan lulusan baru yang ingin bekerja selayaknya pendidikan yang telah di selesaikanya

Dunia kerja semakin kompetitif
Sarjana sarjana dengan idealisme tinggi  tak kunjung dapat kerja
sudah berapa banyak kertas kertas lamaran kerja yang di kirim
sudah berapa ribu kali email yang di tulis
hanya untuk pekerjaan impian

Para sarjana sarjana baru mulai resah
Melamar kerja apa adanya
prinsip mulai berubah
dari yang ingin merubah bangsa, menjadi "yang penting besok yang di makan ada"
dari yang ingin mendapat gaji tinggi, berubah menjadi kerja apa saja tak peduli

Mulai dari Lulusan pendidikan yang berpindah kerja di Bank.
Lulusan Manajemen yang jadi Sales Motor
atau Lulusan Teknik yang malah berbelok jadi Artis infoteiment

Terus Ilmu kuliah mu kau apakan ?
menguap begitu saja ?
lalu buat apa kuliah di jurusan yang di pilih kalau kerja juga tak sesuai bidang
buat apa kuliah Pendidikan kalau ujung ujung nya bekerja di Bank
kenapa tidak para lulusan ekonom yang layak bekerja di Bank ?

Ya sudahlah
mereka hanya ingin jadi sarjana 180°
Kuliah hanya ikut ikutan teman
atau hanya memilih meningkatkan gengsi ?
kuliah di universitas terkemuka
tapi setelah lulus yang penting kerja apa saja

Sarjana 180 °
tidak malu kah kau dengan Ilmu yang dulu sering kau sombongkan ?
yang sering kau eluh eluh kan ?

Sarjana 180 °
jangan sampai ada lagi setidaknya
Kalau kau lulusan Guru, jadilah guru yang baik, meski gaji honorer hanya 500 ribu
kalau kau lulusan ekonomi, jadilah akuntan akuntan yang teliti, meski hanya di pabrik kecil
Kalau kau seorang budayawan, jadilah seorang pioner pelestarian budaya, meski upah panggung mu hanya cukup untuk uang rokok

adakah yang salah dari sistem pendidikan ?
atau kita yang terlalu serakah ??
entahlah, setidaknya saya bukanlah sarjana 180°

Selasa, 06 Juni 2017

Tuhan, Boleh bagi Pin BBM ??

Manusia manusia modern
yang mengaku mengendalikan teknologi
atau yang di kendalikan teknologi??

Manusia modern
Pagi buta bangun tidur tak lupa check Smart phone
seakan akan, yang membangkitkan dari mati suri semalam adalah smart phone
Lupa Doa, tapi ingat jumlah Like dari update terakhir

Manusia Modern
Sebelum makan tak lupa upload foto hidangan, tapi lupa berucap pada Tuhan atas nikmat Lapar

Tuhan, boleh kah aku minta pin BBM ?
agar aku banyak  bilang syukur dan mendapat Like darimu

Tuhan, boleh kah aku minta follback akun instagram ???
agar ibadahku terekspose dan mendapat komen beragambar jempol dari mu

Tuhan boleh kah aku minta Nomor whatsapp mu, kalau kalau aku butuh uang buat bayar hutang, bisa langsung menghubungi mu

Tuhan, boleh kah aku meminta pertemanan di Facebook ?
kalau lah aku berdagang online, mungkin Kau bisa bantu promosikan agar daganganku laku.

Tuhan, bantu aku,
Kuota  internetku habis, aku tak bisa menghubungi mu

Senin, 05 Juni 2017

Kereta Menuju Jakarta

Asap lokomotiv mengepul
para penjajah ibu kota berkumpul
demi emas di badan yang kian bersimpul
Atau demi stok beras yang kian membumbung

kerata pagi ini menuju jakarta
mengangkut ribuan mimpi para perantau
demi sebuah pengakuan
atau demi ilusi hari esok

kereta api menuju jakarta
sebuah tanah impian bagi kaum kusam
tanah merdeka bagi para pemburu rupiah
tapi tidak untuk kami yang terpaksa

kereta api menuju jakarta
semakin sore semakin sesak
riuh ruah, seperti ayam belum makan
seperti emprit menyerbu gabah

Kereta api menuju jakarta
sebuah fasilitas penipu dari pemerintah
membawa manusia manusia lelah
menjadikan mereka mesin mesin baru pemilik modal
membuat manusia bebas terpenjara
hanya tau pagi dan malam, tak mengenal sore
bahkan tak tahu segarnya kopi siang dan obrolan renyah para manusia bebas