Kamis, 30 Agustus 2018

ERAT

Hingga pelataran pagi mengubur dalam gelap malam
Aku hanya berdiri tenang
memandang kisah dalam tentang, atau batin yang sedang berperang

Sejak dingin mulai meraba paksa
aku hanya membalut diri dalam tabung sunyi
bermimpi, berimajinasi
hanya itu yang bisa aku temui
lalu, entah lah !!

Sajak sajak omong kosong ini hanya penyampai Harap pada waktu yang berlari lambat, dan pada jarak yang tersekat aku hanya bisa memaki hebat

Doa magrib tak luput dari ucap
percaya pada sebuah niscya.
membuang ragu yang kian erat memeluk raga
lalu, pada bait pertama dalam kata selanjutnya
hanya dalam rindu aku membentuk aksara

Rabu, 29 Agustus 2018

I N D O N E S I A

Bu
aku ingin menapakkan kaki pada tiap jengkal negeri ini, bergemuruh dengan ombak, berkejaran dengan pagi
lalu saat senja terperosok ke dalam ujung bumi aku ingin duduk tenang dan menikmati

Bu
bolehkah aku berkelana, pada tiap tiap inchi tanah negeri ini
negeri yang kau sebut replika surga, negeri yang tumbuh bersamamu, dan kini ia semakin tua

Bu
aku meminta ijin bu, untuk hanya sekedar melintasi cakrawala yang terbentang sepanjang ufuk yang berjalan
menggapai luas lautan dan tingginya pegunungan

Bu
Negeri ini tidak sedang sakit, ia hanya sedikit lelah bu,
negeri ini sudah semakin lelah pada manusia manusia serakah yang tak tau bosan menjarah

Bu
kelak, aku akan persembahkan padamu cerita yang menawan dari ujung negeri ini bu, dari harmoninya hutan, sampai dalam lautan

Bu
jika aku lelah berkelana nanti aku ingin mendekap kuat peluk mu bu,
aku ingin menunjukkan bentangan awan dari atap kerinci, salju di puncak jaya, terumbu yang indah di takabonerate, dan lebatnya hutan leuser

Bu
tapi ketahuilah,
bahwa tempat terbaik ada di rumah ini bu
dengan segala hangat yang kian terasah
lalu kenang yang sulit untuk binasa

Ibu, terimakasih
dalam balut hangat mentari sang pertiwi

Sabtu, 25 Agustus 2018

Ilustrasi

Kau
ilustrasi semesta yang terangkum dalama raga
sempurna ??
tidak, kau penuh luka
namun senyum itu menutup sempurna

Kau
rangkaian kosa kata indah
yang tereplika dalam sorot mata
mengurai tanya, apakah pantas aku memilikinya ?

Kau
Titik terdalam pada untaian doa
melipat malam, berharapa pelan
meratapi imaji
bahwa kau, hal yang tak dapat terdefinisi yang pernah kumiliki

Kau -------> F.A

Kamis, 23 Agustus 2018

ANTARA

Aku karam pada rindu yang mencekam
mengobrak abrik logika
menghacurkan raga
dan sesak, menghunus tajam pada jantung yang kian melemah

hanya rasa yang bisa saling menyalahkan antara
pada jeda ketika saling berpisah
lalu waktu, mendekap sombong
berjalan pelan, seolah hanya ia yang bisa mengendalikan ruang

Mata sayu menutup mimpi
pada titik temu yang entah kapan ia menepi
terombang ambing, terbentur, lalu tenggelam
dalam laut kenang yang menghanyutkan bimbang

Sendi sendi kian tak kuatkan diri
menahan rindu yang  tak lagi tau malu
memaksa datang, dan enggan menarik pulang
lalu perlahan, ia meretakkan alam tenang

Minggu, 19 Agustus 2018

Sajak pagi dari kopi

Kopi pagi ini mengurai berbagai narasi
seolah bercerita tentang demonstrasi dalam nadi
melawan matahari yang kian meninggi
dengan kantung mata yang lebam tak bisa terdeskripsi

kopi pagi ini seakan bercerita
tentang hikayat kita seorang manusia
yang dahulu berbicara kini hanya saling berbalas aksara

kopi pagi ini mengkritik
tentang peradaban makhluk yang kian menguntit
berhemat untuk kemudian hari di kira pelit
berhamburan dan terselip doa agar lekas pailit

kopi pagi ini mengajak kita berdiskusi
tentang mengurai mimpi
tentang cara melepaskan dari berbagai diksi
dan tentang irama hidup dalam legam simphony

dan kopi pagi ini membicarakan inspirasi
tentang memulai, dan tak perlu mengakhiri
berdengung dengan berbagai imajinasi
memutar otak hingga menyusutkan paru paru sebelah kiri
lantas kita bertanya, untuk apa terlahir pada bumi ini ??