Aku karam pada rindu yang mencekam
mengobrak abrik logika
menghacurkan raga
dan sesak, menghunus tajam pada jantung yang kian melemah
hanya rasa yang bisa saling menyalahkan antara
pada jeda ketika saling berpisah
lalu waktu, mendekap sombong
berjalan pelan, seolah hanya ia yang bisa mengendalikan ruang
Mata sayu menutup mimpi
pada titik temu yang entah kapan ia menepi
terombang ambing, terbentur, lalu tenggelam
dalam laut kenang yang menghanyutkan bimbang
Sendi sendi kian tak kuatkan diri
menahan rindu yang tak lagi tau malu
memaksa datang, dan enggan menarik pulang
lalu perlahan, ia meretakkan alam tenang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar