Bu
aku ingin menapakkan kaki pada tiap jengkal negeri ini, bergemuruh dengan ombak, berkejaran dengan pagi
lalu saat senja terperosok ke dalam ujung bumi aku ingin duduk tenang dan menikmati
Bu
bolehkah aku berkelana, pada tiap tiap inchi tanah negeri ini
negeri yang kau sebut replika surga, negeri yang tumbuh bersamamu, dan kini ia semakin tua
Bu
aku meminta ijin bu, untuk hanya sekedar melintasi cakrawala yang terbentang sepanjang ufuk yang berjalan
menggapai luas lautan dan tingginya pegunungan
Bu
Negeri ini tidak sedang sakit, ia hanya sedikit lelah bu,
negeri ini sudah semakin lelah pada manusia manusia serakah yang tak tau bosan menjarah
Bu
kelak, aku akan persembahkan padamu cerita yang menawan dari ujung negeri ini bu, dari harmoninya hutan, sampai dalam lautan
Bu
jika aku lelah berkelana nanti aku ingin mendekap kuat peluk mu bu,
aku ingin menunjukkan bentangan awan dari atap kerinci, salju di puncak jaya, terumbu yang indah di takabonerate, dan lebatnya hutan leuser
Bu
tapi ketahuilah,
bahwa tempat terbaik ada di rumah ini bu
dengan segala hangat yang kian terasah
lalu kenang yang sulit untuk binasa
Ibu, terimakasih
dalam balut hangat mentari sang pertiwi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar