Minggu, 10 Juni 2018

2 Semesta

sebelumnya,
Kita adalah 2 semesta yang saling berbeda
Seperti sebuah replika mata angin
antara selatan dengan utara
tak pernah ada jiwa yang saling mengikat rasa

lalu kita bertemu pada pekat malam itu
di bawah redup lampu kota, di depan jalan raya
di dalam parkiran mini market biasa
aku memandang tanya, tanpa ada kata yang tercerna
menatap sombong, bersajak bohong
dan salam perpisahan,
hanya sebatas omong kosong

Tak ada batas waktu yang terjanjikan
kau muncul dengan berbagai kenapa
disudut atas kanan instagram,
kita saling berdialektika
perlahan kita mbahas destinasi
lalu merayap pelan pada musisi
dan pada akhirnya, kita saling melepas puisi

Terimakasih,
pada sebatas garis waktu yang terjadi
perlahan kita saling berbagi
mengajari sebuah arti
memperdalam inti filosofi
dan sulit terucap pada kalimat pergi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar