Dingin subuh membekukan detak jantung
Sesak hingga retak, lemah menuju binasa
Mencoba menerka luka di sepanjang langkah
Berdialog lirih tentang kenyataan pada pagi
Tepat setelah matahari membuka celah sunyi
aku tergeletak terdiam tak tahu arti, mengandai kata terhempas mimpi
merebus kehangatan, lalu menyiramkan ke badan
agar lara yang kau tinggal luntur bersama ingatan
Lepas kulit yang membalut raga,
perlahan kau cabut kenang yang ada
melibas bahagia yang tersisa
hingga kau membuatku seakan punah
dan pertanyaan pertanyaan yang tak mengerti bosan, selalu menghadap pelan
masikah ada harapan ?
masihkah kau beri aku kesempatan ?
dan pada kenyataannya kau hanya terdiam
Saat matahari mencoba meninggi
aku mengharap ada sebuah janji
tentang bagimana kita memulai lagi
meski hanya sebatas sapa, seperti 2 orang asing yang mencoba berkenalan lewat sosial media
Tidak ada komentar:
Posting Komentar